Perkembangan
kualitas layanan PT. Kereta Api Indonesia dari masa ke masa senantiasa
berkembang ke arah yang positif. Sistem ticketing terkini yang
mewajibkan setiap penumpang harus memiliki tiket yang sesuai dengan nama di
kartu identitas telah berhasil menghapus penumpang gelap yang berimbas pada
kenyamanan penumpang yang kian baik. Toilet kereta yang horror karena kotornya itu
pun kini sudah menjadi cerita lalu karena sekarang di kereta ekonomi sekalipun
fasilitas toilet sudah sangat nyaman. Ketepatan waktu keberangkatan dan
ketibaan juga pada Kereta Api Indonesia sudah sangat bisa diandalkan sehingga
para penumpang bisa merencanakan kegiatannya, baik untuk wisata maupun bisnis,
dengan akurat.
Selain prima
dalam transportasi penumpang, kini PT. KAI juga telah berhasil meningkatkan
pelayanannya pada transportasi angkut barang melalui anak perusahaan PT. KAI,
yakni PT. Kereta Api Logistik (Kalog). Salah satu “pelabuhan darat” yang
terkenal adalah Cikarang Dry Port yang mengandalkan Kereta Api sebagai
sarana pengangkutnya.
Sebagai
sarana transportasi andalan Indonesia, tentu harus dilakukan berbagai terobosan
supaya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Maka dari itu, penulis
memberi beberapa saran kepada PT. Kereta Api Indonesia. Pada tulisan ini,
penulis akan berfokus pada pengembangan infrastruktur ticketing dan
jaringan kereta api.
E-Ticketing
Sistem e-ticketing yang ada sekarang masih rawan dikuasai calo, terutama menjelang arus mudik. Sistem yang masih berbasis web tanpa dukungan validasi data penumpang membuat siapa saja, termasuk calo, dapat memesan tiket sebanyak yang ia mau dan menjualnya pada orang lain dengan harga yang tidak wajar. Adapun cara para calo ini bermain curang adalah mereka memesan tiket terlebih dahulu di awal waktu. Ketika waktu pembayaran, 60 menit, telah berlalu, ia akan memesan lagi sehingga orang lain tidak dapat memesan tiket kereta. Terus seperti itu hingga ada penumpang yang membeli tiket itu dengan harga tidak wajar dan setelah itu ia memesan sesuai dengan data konsumennya.
Sistem e-ticketing yang ada sekarang masih rawan dikuasai calo, terutama menjelang arus mudik. Sistem yang masih berbasis web tanpa dukungan validasi data penumpang membuat siapa saja, termasuk calo, dapat memesan tiket sebanyak yang ia mau dan menjualnya pada orang lain dengan harga yang tidak wajar. Adapun cara para calo ini bermain curang adalah mereka memesan tiket terlebih dahulu di awal waktu. Ketika waktu pembayaran, 60 menit, telah berlalu, ia akan memesan lagi sehingga orang lain tidak dapat memesan tiket kereta. Terus seperti itu hingga ada penumpang yang membeli tiket itu dengan harga tidak wajar dan setelah itu ia memesan sesuai dengan data konsumennya.
Untuk
menghindari hal itu, ada baiknya pemesan tiket melalui sistem online mandiri
harus melalui sebuah akun yang telah divalidasi kepemilikannya dengan KTP
ataupun identtitas lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah itu baru
ia dapat memesan tiket dengan benar. Hal ini diharapkan dapat menekan praktik
calo modern yang sangat mengganggu konsumen PT. KAI.
Jaringan rel kereta api
Salah satu rencana jangka panjang perkeretaapian Indonesia adalah pembangunan jalur ganda di sepanjang jalur kereta di pulau Jawa. Namun, penulis tidak menemukan rencana tersebut pada jalur Kiaracondong – Kroya. Padahal, jalur tersebut memiliki lalu lintas kereta yang cukup tinggi diantaranya KA Argo Wilis, KA Turangga KA Mutiara Selatan, KA Malabar, KA Lodaya, KA Kutojaya Selatan, KA Serayu, KA Pasundan, KA Kahuripan, serta KA Lokal Cibatu. Pengalaman menunggu persilangan kereta selama hampir satu jam di Stasiun Ciawi dalam kereta Serayu sungguh membuat kesal para penumpang. Penulis berasumsi ketiadaan rencana pembangunan jalur ganda dikarenakan kontur pegunungan yang mendominasi jalur tersebut.
Jaringan rel kereta api
Salah satu rencana jangka panjang perkeretaapian Indonesia adalah pembangunan jalur ganda di sepanjang jalur kereta di pulau Jawa. Namun, penulis tidak menemukan rencana tersebut pada jalur Kiaracondong – Kroya. Padahal, jalur tersebut memiliki lalu lintas kereta yang cukup tinggi diantaranya KA Argo Wilis, KA Turangga KA Mutiara Selatan, KA Malabar, KA Lodaya, KA Kutojaya Selatan, KA Serayu, KA Pasundan, KA Kahuripan, serta KA Lokal Cibatu. Pengalaman menunggu persilangan kereta selama hampir satu jam di Stasiun Ciawi dalam kereta Serayu sungguh membuat kesal para penumpang. Penulis berasumsi ketiadaan rencana pembangunan jalur ganda dikarenakan kontur pegunungan yang mendominasi jalur tersebut.
Jikalau membangun
jalur ganda di Bandung – Kroya tidak dapat dilakukan sepenuhnya, setidaknya pembangunan
jalur ganda dapat dilakukan pada titik-titik tertentu untuk mengurangi
persilangan kereta, sehingga daya angkut dan potensi pendapatan perusahaan meningkat.
Adapun lokasi yang disarankan penulis untuk dibangun jalur ganda adalah ruas
antara stasiun Ciawi – Tasikmalaya serta antara Banjar – Kroya yang cenderung memiliki
kontur lebih landai dibandingkan dengan ruas lainnya. Hal ini juga telah
dilakukan di jalur Cikampek – Padalarang yang memiliki jalur ganda secara tidak
penuh telah terbukti berhasil mengurangi persilangan antar kereta, menambah
potensi penambahan keberangkatan rangkaian kereta, serta mempercepat durasi
perjalanan. Harapan penulis, semoga kedepannya relasi perjalanan dari Jakarta
ke selatan Jawa Barat bisa diperbanyak dengan kualitas layanan yang lebih baik.
Semoga di
ulang tahunnya yang ke-72, PT. Kereta Api Indonesia semakin meningkatkan
kualitas pelayanannya dan tetap teguh dengan motto khas PT. KAI yakni “anda adalah
prioritas kami”.
Komentar
Posting Komentar