Langsung ke konten utama

I Have No Best Friend. Is It Wrong?

Adalah naluri manusia jika ia ingin diperlakukan secara spesial oleh seseorang, didengar keluh kesahnya, serta dibersamai selalu. Adalah sebuah kewajaran dimana ia ingin memiliki seseorang dimana ia bisa berbagi pengalaman, berbagi kebahagiaan, berbagi masalah, dan berbagi banyak hal dalam kehidupannya.

What am I talking about? Am I talking about partner in relationship?

Para pembaca pasti langsung teringat seseorang setelah membaca alinea pertama.

Ya, seseorang yang spesial ini bisa jadi seorang kekasih, suami, istri, sahabat, atau siapapun yang menurut anda spesial. Sekali-lagi, tidak ada yang salah.

“Tapi saya tidak punya teman baik dimana saya bisa berbagi keluh kesah dengannya. Apakah ada yang salah dengan saya?”

Menemukan seseorang yang spesial untuk dijadikan best friend bukanlah hal yang mudah. Untuk menjadikan seseorang kekasih atau istri, well... tidak mudah juga sih. Tapi, setidaknya untuk menjadikan seseorang menjadi kekasih atau istri telah ada norma baku untuk menjadikan ia sebagai kekasih atau istri kita.

Lantas, bagaimana norma-norma yang harus dilakukan untuk menjadikan seseorang sebagai best friend? Tidak ada norma baku untuk itu. Yang harus kau lakukan adalah mempercayai ia sebagai best friend. Namun, tentu bukan hal yang mudah untuk memilih seseorang diantara banyak teman dalam pergaulan menjadi best friend.

Saya yang pernah bersekolah di boarding school melihat fenomena “looking for best friend” yang penuh dengan drama... oleh lelaki sekalipun. Kalo perempuan mah pasti ada, hehe. Berbeda dengan pacaran yang diawali dengan, “maukah kau jadi pacarku” dan diakhiri dengan “kita putus”, cara bekerja best friend tidak seperti itu. Di booarding school, untuk melihat apakah seseorang dengan teman yang lain itu adalah best friend couple atau bukan, lihatlah berapa banyak ia jalan bareng, literally. Saat akan ke kantin, ke sekolah, ke masjid, ke asrama, berapa banyak frekuensi mereka bersama. Itu semua akan berakhir jika mereka tidak lagi jalan bareng dalam setiap kesempatan. Tidak ada ”akad” yang jelas untuk mengawali dan mengakhiri persahabatan.

Wait, drama macam apa yang aku sampaikan diatas dalam dunia best friend?

Jika ia meyakini seseorang sebagai best friend namun ia melihat si-best friend jalan bersama orang lain, maka ada sedikit rasa tak senang dalam diri. Jika si-best friend melakukan sesuatu yang sebenarnya benar-benar tidak menyenangkan terhadapnya, ia akan mudah memaafkannya dan akan mengganggap hal itu sebagai “pengorbanan dalam persahabatan”.

Well.. well... memperlakukan seseorang secara berlebihan, baik itu berlebihan dalam mencintai atau membenci, sangat dilarang. Sangat, sangat dilarang. Dalam Islam sendiri, ada salah satu hadis yang berbunyi:

أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا، وأَبْغَضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا

"Sayangilah orang yang engkau sayangi (saudaramu atau teman) sekadarnya saja, boleh jadi suatu hari nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya saja, boleh jadi suatu hari nanti ia menjadi orang yang kamu sayangi." (HR. at-Tirmidzi, shahih oleh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi 1997).

“Trus saya gak usah punya best friend gitu? Saya kalo mau curhat ama siapa dong?”

Curhat juga ada “prosedur”nya loh. Jangan semua masalah kehidupan kamu dicurahkan ke orang lain, apalagi ke sosial media. Kamu tetap bisa curhat ke orang yang kamu percayai dapat menyelesaikan masalah kamu atau setidaknya dapat menjaga rahasia kamu.

Kalo pendapat saya pribadi, gak adil aja ketika kita punya banyak teman, ada salah satu yang lebih spesial dan yang lainnya tidak. Ya, untuk apa kita hanya punya satu best friend tapi gak dekat dengan teman-teman yang lain, hehe. Untuk teman curhat, kalo saya pribadi punya BANYAK lho. Untuk curhat masalah akademik, masalah ruhaniah, masalah karir, semuanya ada. Jadi, kalo kita bisa punya banyak teman curhat, kenapa kita Cuma pilih satu? Haha...

Tapi, semua itu kembali ke pilihan masing-masing sih. Memiliki best friend, itu bagus. Tapi, kalo kamu tidak mempunya satu orang best friend, dunia sosialmu tidak berakhir kok. Berinteraksilah dengan banyak orang, kenali duniamu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat untuk sekitarmu.
[FIN]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nggak Betah di Asrama?

Hari gini masih nggak betah di asrama??? Please deh, kenapa juga harus nggak betah. Baik, mari kita coba analisis kenapa sih masih ada yang nggak betah. 1. Pertemanan Nah, ini nih salah satu faktor yang mempengaruhi kebetahan kita di asrama(betul toh). Untuk faktor ini ada beberapa hal yang harus kamu hindari supaya pertemananmu di asrama baik: -Nggak berani gaul; jangan salahin orang lain kalau kamu nggak berani gaul sama temen-temen kamu. Jangan sampai kamu nggak kenal sama teman sekamarmu. Beranikanlah diri memulai pergaulan dengan perbincangan singkat seperti menanyakan kabar, berdiskusi bareng teman, atau perhatiin temen yang butuh bantuan. Pokoknya, selama sikapmu tidak menyinggung hati orang lain, beranikanlah diri untuk bergaul. Jangan tertutup amat deh... -Kebanyakan ngomong; orang susah ngomong memang membahayakan, tapi kalau kebanyakan ngomong gimana tuh? Ha, selain harus terbuka pada teman, kita juga harus menjaga mulut kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang dinilai

Pacaran untuk Mencari Jodoh yang Sholeh

Sebelum cari kriteria "Pacar yang cocok dan sholeh untuk dijadikan istri", kita harus ketahui bersama bahwa.... PACARAN DI DALAM ISLAM ITU HARAM. Kok bisa haram sih? Kalo mau nyari kata "pacaran" dalam Alquran maupun hadits, emang gak bakalan bisa ditemukan. Tapi, coba deh kita bahas apa aja sih yang biasa dilakukan ama orang pacaran? 1. Telepon berduaan aja, jalan-jalan berduaan aja, naik motor berduaan, nyari tempat sepi berdua biar adem, apa namanya kalo bukan berkhalwat? Tau kan ada hadits yang isinya begini, لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ “Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad) Wanita yang dimaksud di hadits ini adalah wanita yang bukan mahramnya. Mahram itu apa? Orang yang gak bisa dinikahi;ibu, adek/kakak perempuan, anak, nenek, dst. Kalo mahramnya cewek? Disesuaikan saja lah... 2. Minimal orang yang pacar

Memburu Pengalaman di Pentadio resort

Hari pertama di Limboto. Ini bener-bener diluar perkiraan gue. Semua yang diperkirakan akan lancar-lancar saja ternyata menemui banyak rintangan. Tiba di Limboto pada sekitar pukul sebelas siang, aku dan Lukman mencoba menghubungi Ihsan, teman kami, untuk menitipkan tas yang akan kami tinggalkan ke medan perang KIR kali ini, Kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (diborong bu?). Tas aman, kami pun menuju Menara Keagungan Limboto, menurut informasi yang ada dekat komplek perkantoran, mungkin dekat kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika. Menara Keagungan Limboto sudah didepan mata. Kami mencoba bertanya kepada orang yang ada didekat situ, “kantor Dinas Pariwisata dimana?” tak mungkin kami menyebut Dinas Pariwisata dengan embel-embel lainnya, kan? Ribet. “Pindah ke Pentadio Resort,” jawabnya. Hah, Pentadio Resort?   Please deh. Tadi kita so lewat itu tampat!!!! Okelah, coba cari pengelola Menara Keagungan. Setelah

Permohonan Maaf untuk Teman-Teman yang Merokok

Beberapa waktu lalu saya menulis berbagai tulisan di media sosial yang isinya mengkampanyekan hidup tanpa rokok. Tanpa bermaksud menyakiti orang lain, nampaknya ada pihak yang tersinggun dan langsung merespon. "Dengan merokok, kita dapat memunculkan inspirasi." Saya tak ingin membahas apakah merokok dapat memunculkan ispirasi atau tidak. Saya disini hanya ingin menyatakan minta maaf kepada orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan berbagai tulisan saya yang memojokkan perokok. Motivasi saya menulis berbagai tulisan anti-rokok adalah ketika banyaknya orang yang tidak menghargai orang-orang di sekitarnya. Kita dengan mudah menemukan orang yang merokok di dalam bis umum ketika keadaan di dalam bis sesak penuh penumpang. Hal ini sungguh tidak menyenangkan bagi penumpang yang tidak merokok, termasuk saya. padahal, bahaya merokok udah banyak disosialisasikan di berbagai media. tapi, kalau sudah candu memang bahaya. Susahnya berhenti merokok saya dapati setelah

Nekad Dong!!!!

Sebagai pribadi, aku takut mencoba hal baru seperti makanan baru, pengalaman baru, dan segala-gala yang baru {untuk baju baru, uang baru, dan buku baru nggak masalah}. Namun, sekiranya aku terus bertahan dengan tidak mencoba hal-hal yang baru itu, kapan aku bisa mendapat sesuatu yang spesial? Susah ya? Gini deh. Tulisan ini terinspirasi dari pengalamanku Sabtu kemarin saatku belajar mengendarai motor yang dipandu Hanif, sepupuku. Pada awalnya aku takut, khawatir, dan berbagaui perasaan lainnya yang tidak mendukungku melakukannya. Tapi, kira-kira kalau aku terus seperti ini kapan aku bisa mengendarai motor coba? Maka dengan modal kenekadan melawan rasa takut aku mencoba mengendarai motor sendiri dengan pengawasan Hanif. Hasilnya, membanggakan. Aku bisa menjalankan motor sambil keliling lapangan sepak bola. Yah, ada insiden dikit sih. Tapi hal iti tidak menyurutkan semangatku. Masih puyeng? Gini deh, intinya kita nggak usah takut untuk melakukan hal yang sebelumnya belum pernah kita