Pekan UAS sedang dan akan segera
berakhir. Namun, ada satu fakta yang sungguh sedih harus kita terima bersama, “menyontek”
yang merupakan tindakan tercela ternyata telah menjadi budaya tersendiri.
Terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Memang, sungguh dilematis ketika seorang
pelajar (atau mahasiswa) menghadapi suatu kekhawatiran bahwa ia tidak yakin
takkan bisa menyelesaikan soal-soal ujian dengan benar tanpa “ngintip”.
Seringkali dengan dalih “ini darurat”, perilaku nista itu dilakukan.
Tapi, jika kita selalu men-“darurat”-kan
setiap kesulitan yang kita hadapi, kapan kita dapat melalui kesulitan tanpa
alasan “darurat”?
Saya teringat dengan salah satu narasi
yang saya lupa dengan sumbernya:
“Jika ingin menghancurkan sebuah negara,
tak perlu siapkan bom tercanggih atau peralatan perang lainnya. Permudah saja
para pelajar untuk MENYONTEK.
Jika seorang pelajar lulus dengan cara
menyontek dengan alasan “darurat harus dapat nilai tinggi”, maka ia pun akan
mudah berbohong dalam kehidupannya dengan alasan “darurat harus bisa meyakinkan
orang lain dengan cara apapun.”
Jika seorang akuntan lulus dengan cara
menyontek dengan alasan “darurat harus segera lulus”, ia akan menggunakan
alasan yang sama ketika ia memasuki dunia kerja, memanipulasi data dengan
alasan “darurat lagi butuh duit”.
Jika seorang arsitek lulus dengan cara
menyontek dengan alasan “darurat harus segera lulus”, ia takkan memahami ilmu
arsitektur dengan baik sehingga menghasilkan bangunan yang buruk dan tentu saja
berbahaya bagi keselamatan penggunanya.
Jika seorang dokter juga lulus dengan cara
menyontek dengan alasan “darurat udah bosen kuliah”, ia takkan memahami ilmu
kedokteran dengan baik sehingga bisa membahayakan nyawa para pasien.
Terutama, jika kau lulus dengan cara
menyontek, APAKAH PENDAPATAN YANG KAU TERIMA DAN KAU GUNAKAN UNTUK MENAFKAHI
KELUARGAMU SELAMA HIDUPMU HALAL?
= = = = = = = = = = = =
Sekali lagi, untuk teman-temanku sesama
penerus bangsa ini, mari kita tanamkan karakter JUJUR dalam diri kita dengan menanamkan
stimulus ke dalam diri kita.
“Ah, nyontek sekali nggak bakal ngaruh ke
diri kita kok...”
Yakin? Coba tanyakan kepada diri sendiri,
sudah berapa kali kau memberi pembelaan diri atas kecurangan yang kau lakukan
selama ini.
MULAI SEKARANG, azzamkan dalam diri,
hentikan sikap “menyontek” untuk menjadikan gererasi Indonesia di masa depan
lebih bermartabat...
Komentar
Posting Komentar