Langsung ke konten utama

Rencana Jangka Panjang yang Tak Egois



“Apa rencana jangka panjangmu?”

Jika seseorang bertanya dengan pertanyaan diatas, apa jawaban kalian?

Apakah jawabannya “punya pekerjaan yang bagus”?
Atau “punya suami/istri yang cantik dengan rumah gedongan”?
Atau “muda foya-foya mati masuk surga”?

Semua jawaban diatas tidak ada yang salah. Bahkan bisa dibilang itu adalah cita-cita yang baik. Namun, jika rencana jangka panjang kalian hanya terbatas pada hal-hal diatas, saya tidak ragu mengatakan bahwa kalian EGOIS.

“APA? Gue egois? Enak aja lo bilang gue egois?”

Coba aja deh liat baik-baik, apakah rencana jangka panjang kalian memiliki tujuan yang bermanfaat bagi orang lain? Ternyata “rencana jangka panjang” yang kalian miliki kebanyakan hanya untuk memenuhi hasrat pribadi, tak ada sedikitpun tujuan memberi manfaat bagi orang-orang di sekitar kalian.

Sebelum lebih jauh lagi, saya akan menyampaikan salah satu hadits yang sudah sangat populer:

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628). 

See? Perumpamaan yang disampaikan Rasulullah benar adanya. Sekarang saya mau nanya, selama ini kalin lebih lama bergaul dengan siapa? Hal-hal apa yang seringkali dibicarakan ketika ngumpul? Gawai (smartphone) terbaru? Merk rokok baru? Tempat nongkrong baru? Maka, yang akan kalian pikirkan takkan jauh dari bahan perbincangan dengan teman nongkrong kalian. Pola pikir yang terbentuk dalam alam bawah sadar kita takkan berbeda dengan teman-teman kalian.
Kalau kalian merasa topik perbincangan teman-teman nongkrong kamu kurang bagus, coba deh mulai ganti dengan yang membawa manfaat. Kalau gak bisa dikompromi, mulailah mencari teman baru yang bisa memberi efek baik buat kalian.
“Temen-temen gue gak memberi efek buruk kok, gue bisa jaga diri.”
Hey, siapa yang bisa jamin temen-temen yang kurang baik gak memberi efek buruk ke elo? Tau kan ada perumpamaan “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”? Ya... efek buruk yang sedikit-sedikit itu bisa membuat karakter dan pola pikir kalian berubah dan menjadi buruk. Sekali lagi, mulailah mencari teman dan perkumpulan yang bisa memberi efek baik buat kalian.
Sekarang, kita kembali ke pembahasan awal. Lantas, bagaimana membuat “rencana jangka panjang” yang baik?
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (Hadits dihasankan oleh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 3289)
Mulai sekarang, masukkan rencana-rencana jangka panjang yang memiliki efek luas bagi orang-orang di sekitar kalian. Seperti apa? Misalnya, katakanlah kalian pengen jadi kaya. Oke, semua orang pengen jadi kaya. Tapi, coba sedikit ditambah narasi rencana jangka panjangnya, “aku pengen jadi kaya supaya bisa bersedekah, menafkahi anak yatim, bangun sekolah dan pesantren gratis”. Salah nggak? Nggak lah. Pokoknya, disamping rencana-rencana yang memuaskan keinginan pribadi, tuliskan pula rencana-rencana besar yang bisa memberi manfaat bagi orang-orang di sekitar.
Apa itu semua mungkin?
Tentu saja mungkin, Allah telah menjadikan manusia sebagai khilafah di muka bumi, pengelola muka bumi ini. Dengan dilandasi tekad di dalam hati yang kuat serta potensi akal untuk menampung seluruh pengetahuan, segeralah action, lakukan hal-hal yang bermanfaat dengan niat ibadah kepada Allah. Nothing impossible...
Bismillah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nggak Betah di Asrama?

Hari gini masih nggak betah di asrama??? Please deh, kenapa juga harus nggak betah. Baik, mari kita coba analisis kenapa sih masih ada yang nggak betah. 1. Pertemanan Nah, ini nih salah satu faktor yang mempengaruhi kebetahan kita di asrama(betul toh). Untuk faktor ini ada beberapa hal yang harus kamu hindari supaya pertemananmu di asrama baik: -Nggak berani gaul; jangan salahin orang lain kalau kamu nggak berani gaul sama temen-temen kamu. Jangan sampai kamu nggak kenal sama teman sekamarmu. Beranikanlah diri memulai pergaulan dengan perbincangan singkat seperti menanyakan kabar, berdiskusi bareng teman, atau perhatiin temen yang butuh bantuan. Pokoknya, selama sikapmu tidak menyinggung hati orang lain, beranikanlah diri untuk bergaul. Jangan tertutup amat deh... -Kebanyakan ngomong; orang susah ngomong memang membahayakan, tapi kalau kebanyakan ngomong gimana tuh? Ha, selain harus terbuka pada teman, kita juga harus menjaga mulut kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang dinilai

Pacaran untuk Mencari Jodoh yang Sholeh

Sebelum cari kriteria "Pacar yang cocok dan sholeh untuk dijadikan istri", kita harus ketahui bersama bahwa.... PACARAN DI DALAM ISLAM ITU HARAM. Kok bisa haram sih? Kalo mau nyari kata "pacaran" dalam Alquran maupun hadits, emang gak bakalan bisa ditemukan. Tapi, coba deh kita bahas apa aja sih yang biasa dilakukan ama orang pacaran? 1. Telepon berduaan aja, jalan-jalan berduaan aja, naik motor berduaan, nyari tempat sepi berdua biar adem, apa namanya kalo bukan berkhalwat? Tau kan ada hadits yang isinya begini, لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ “Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad) Wanita yang dimaksud di hadits ini adalah wanita yang bukan mahramnya. Mahram itu apa? Orang yang gak bisa dinikahi;ibu, adek/kakak perempuan, anak, nenek, dst. Kalo mahramnya cewek? Disesuaikan saja lah... 2. Minimal orang yang pacar

Permohonan Maaf untuk Teman-Teman yang Merokok

Beberapa waktu lalu saya menulis berbagai tulisan di media sosial yang isinya mengkampanyekan hidup tanpa rokok. Tanpa bermaksud menyakiti orang lain, nampaknya ada pihak yang tersinggun dan langsung merespon. "Dengan merokok, kita dapat memunculkan inspirasi." Saya tak ingin membahas apakah merokok dapat memunculkan ispirasi atau tidak. Saya disini hanya ingin menyatakan minta maaf kepada orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan berbagai tulisan saya yang memojokkan perokok. Motivasi saya menulis berbagai tulisan anti-rokok adalah ketika banyaknya orang yang tidak menghargai orang-orang di sekitarnya. Kita dengan mudah menemukan orang yang merokok di dalam bis umum ketika keadaan di dalam bis sesak penuh penumpang. Hal ini sungguh tidak menyenangkan bagi penumpang yang tidak merokok, termasuk saya. padahal, bahaya merokok udah banyak disosialisasikan di berbagai media. tapi, kalau sudah candu memang bahaya. Susahnya berhenti merokok saya dapati setelah

Memburu Pengalaman di Pentadio resort

Hari pertama di Limboto. Ini bener-bener diluar perkiraan gue. Semua yang diperkirakan akan lancar-lancar saja ternyata menemui banyak rintangan. Tiba di Limboto pada sekitar pukul sebelas siang, aku dan Lukman mencoba menghubungi Ihsan, teman kami, untuk menitipkan tas yang akan kami tinggalkan ke medan perang KIR kali ini, Kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (diborong bu?). Tas aman, kami pun menuju Menara Keagungan Limboto, menurut informasi yang ada dekat komplek perkantoran, mungkin dekat kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika. Menara Keagungan Limboto sudah didepan mata. Kami mencoba bertanya kepada orang yang ada didekat situ, “kantor Dinas Pariwisata dimana?” tak mungkin kami menyebut Dinas Pariwisata dengan embel-embel lainnya, kan? Ribet. “Pindah ke Pentadio Resort,” jawabnya. Hah, Pentadio Resort?   Please deh. Tadi kita so lewat itu tampat!!!! Okelah, coba cari pengelola Menara Keagungan. Setelah

Nekad Dong!!!!

Sebagai pribadi, aku takut mencoba hal baru seperti makanan baru, pengalaman baru, dan segala-gala yang baru {untuk baju baru, uang baru, dan buku baru nggak masalah}. Namun, sekiranya aku terus bertahan dengan tidak mencoba hal-hal yang baru itu, kapan aku bisa mendapat sesuatu yang spesial? Susah ya? Gini deh. Tulisan ini terinspirasi dari pengalamanku Sabtu kemarin saatku belajar mengendarai motor yang dipandu Hanif, sepupuku. Pada awalnya aku takut, khawatir, dan berbagaui perasaan lainnya yang tidak mendukungku melakukannya. Tapi, kira-kira kalau aku terus seperti ini kapan aku bisa mengendarai motor coba? Maka dengan modal kenekadan melawan rasa takut aku mencoba mengendarai motor sendiri dengan pengawasan Hanif. Hasilnya, membanggakan. Aku bisa menjalankan motor sambil keliling lapangan sepak bola. Yah, ada insiden dikit sih. Tapi hal iti tidak menyurutkan semangatku. Masih puyeng? Gini deh, intinya kita nggak usah takut untuk melakukan hal yang sebelumnya belum pernah kita