Apa yang akan kau lakukan bila kau mencintai seseorang? Membaca surat
cintanya setiap hari? Berjumpa dan memberikan senyum terindah milikmu untuk si
dia? Pastinya kamu akan memberikan segala yang terbaik untuk kekasihmu.
Lalu bagaimana dengan Allah? Apa yang telah kau berikan kepada Yang Maha
Mencintai? Apakah kita sudah melakukan hal-hal gila demi meraih cinta dari
Allah? Atau kita malah lebih sering melanggar perintah-Nya seperti meninggalkan
shalat lima waktu? Naudzubillah...
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya : “Adapun
orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS.
Al Baqarah [2] : 165)
Imam Bukhori meriwayatkan dari Anas bahwa seorang laki-laki dari
penduduk kampung datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata; "Wahai
Rasulullah, kapankah hari Kiamat akan terjadi?" beliau menjawab:
"Celaka kamu, apa yang telah kau persiapkan?" laki-laki itu berkata;
"Aku belum mempersiapkan bekal kecuali aku hanya mencintai Allah dan
Rasul-Nya." Beliau bersabda: "Kalau begitu, kamu bersama dengan orang
yang kamu cintai."
Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasullullah SAW bersabda : ”Allah SWT
berfirman :
”Aku dengan persangka hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berzdikir kepada-Ku, dan Allah SWT
lebih sendang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian menemukan
kembali perbekalannya di pada tandus.
Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat
kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku
akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghadap kepada-Ku dengan
berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh
Bukhari-Muslim)
Nah, hadis tersebut mempertegas bahwa Allah sangat memnti kita untuk
meminta cinta-Nya. Maka, sebagai generasi muslim, sudah sepatutnya kita
berlomba-lomba dalam merai cinta Allah. Misalnya, dengan melaksanakan puasa
senin-kamis, shalat berjamaah di shaf pertama, shalat sunah, dan lainnya.
Ini ada salah satu hadits yang menunjukan keutamaan shalat di shaf
depan.
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Kalau seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang ada pada
panggilan (azan) dan shaf pertama kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya
kecuali dengan undian maka pasti mereka akan mengundinya. Dan kalaulah mereka
mengetahui besarnya pahala yang akan didapatkan karena bersegera menuju shalat
maka mereka pasti akan berlomba-lomba (untuk menghadirinya). Dan kalaulah
seandainya mereka mengetahui besarnya pahala yang akan didapatkan dengan
mengerjakan shalat isya dan subuh, maka
pasti mereka akan mendatanginya meskipun harus dengan merangkak.” (HR.
Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 437)
Komentar
Posting Komentar