Sudah sering deh kayaknya kalo kita ngerasa nggak dihargai dalam kehidupan kita. Contoh kecilnya aja nih kalo kita punya wajah yang kurang putih, ada jerawat banyak, atau apapun, seringnya kita diacuhkan dalam pergaulan, kan? Atau nggak dianggap sama sekali keberadaannya. Parahnya lagi kalo kita dicaci-maki. Ih... Rese abis... Mungkin juga kita suka ilfil alias ilang feeling kalo ada temen yang punya wajah yang Beastly gitu. Kayaknya nggak pantes banget gitu temenan sama orang begituan.
Di zaman kini, cewek nggak dibilang cantik kalo nggak pake baju yang you can see dan sepatu high heel. Kalo di Indonesia sendiri, cewek nggak dibilang cantik kalo nggak punya kulit putih. Cowok nggak mau ketinggalan dalam standar 'penampilan yang menarik'. Cowok nggak dibilang macho kalo punya body kerempeng dan nggak atletis.
Tapi hal itu nggak bakal terjadi kalo kita pake standar Islam dalam pertemanan. Itu dapat terjadi karena Islam menggunakan kategori ketakwaan untuk membedakan seorang hamba dihadapan-Nya. Coba deh, misalkan orang-orang yang memiliki perbedaan ras ngumpuul bareng tanpa canggung. Enak banget ngeliatnya kan.
Ketentuan cewek harus pake jilbab juga nggak jauh-jauh untuk melindungi si cewek itu sendiri dari berbagai fitnah. Nggak percaya? Coba deh, kalo ada cewek pake baju you can see lewat biasanya cowok-cowok nyuit-nyuitin gitu. Hal yang beda bakal terjadi kalo yang lewat cewek berjilbab, paling-paling dibilangin 'Bu Hajjah'. Mending dapet doa bagus dari pada 'cewek, godain kita dong'. [lengkapnya ada disini]
Udah, balik ke bahasan awal mengenai dunia pertemanan. Di Islam, ada beberapa hadis yang isinya seputar dunia pertemanan gitu. Check it out:
- berteman karena Allah
- مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيْمَانِ فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ
“Barangsiapa yang ingin merasakan lezatnya iman hendaknya dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah l.” (HR. Ahmad, dihasankan Asy-Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6164)[sumber] - kalo orang marahan nggak boleh diam-diaman lebih dari tiga hari
- (عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ )
"Dari Abî Hurairah RA. Dia berkata, "Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda; "Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”. (HR. Muslim, Arba'în al-Nawawiy, Hadits No.35)[sumber] - kita nggak boleh berlebihan dalam mencintai seseorang dan nggak boleh berlebihan membenci orang. Wajar-wajar aja lah. karena mungkin saja orang yang kita cintai di masa mendatang kita akan sangat membencinya dan orang yang kita benci akan kita cintai di masa mendatang. Inget, dunia nggak statis loh...
- Dari hadits Abu Hurairah z, Rasulullah n bersabda:
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيْضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا
“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” (HR. At-Tirmidzi no. 1997 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 178)[sumber] - Kita dianjurkan untuk tersenyum tulus ketika bertemu dengan siapa pun.
- Kita diperintah untuk menjalin tali silaturahmi dan tak memutuskannya, apapun yang terjadi.
Itu semua cuma sebagian dari kebaikan Islam dalam mengatur pertemanan dan pergaulan. Jadi. mana jeleknya Islam? Masih mau cap Islam sebagai terorris? Nggak banget deh....
Komentar
Posting Komentar