Langsung ke konten utama

Nggak Punya Temen?

Sering banget deh hati kita bilang 'kok aku nggak punya sahabat sih?', atau kamu pernah mikir 'kok dia nggak mau temenan sama aku sih?' Mending kalo ini cuma basa-basi sama diri sendiri. Yang bahaya ini kalo masalah ini disimpen dalam hati, terus berkembang hingga jadi benalu kebahagiaan sehingga kamu jadi pemurung, stress, sampe bunuh diri???? Astaghfirullah, jangan ya.... Nggak banget kan? Saya coba berikan solusi buat kamu-kamu yang suka ngerasa 'aku nggak punya temen... Wuaaa..!!!!'

  • Kamu terlalu tertutup; niat awalnya sih jaga privasi. Tapi lama-lama kamu nggak punya temen deket. Kenapa? Tentu saja karena kamu tertutup. Dengan ketertutupanmu itu kamu telah menutup hati untuk menerima dan mencurahkan kasih kepada teman-temanmu. Maka siaplah memiliki dunia sendiri tanpa teman.
  • Kamu jadi pengekor; buat perkenalan awal mungkin tak masalah. Tapi kalo kelamaan teman yang kamu ekorin jadinya pasti BT. Siapa yang mau dibuntuti terus coba? Tenang aja kali, walaupun kamu nggak 24 jam bersama temanmu kamu Insya Allah nggak bakalan kehilangan temanmu.
  • Kamu jadi satpam temanmu; sebaiknya kamu yang menuntut teman secara berlebihan karena hal ini hanya membuat temanmu tak nyaman. Misalnya kamu minta sama temanmu untuk tidak bermain dengan selain kamu, lha... ini berlebihan. Emangnya temanmu itu anakmu? Bukan kan? Jadi buatlah suasana yang menyenangkan bagi kamu dan temanmu. Sekedar refleksi, teman itu nggak harus seorang. Kita harus cari teman sebanyak-banyaknya. Jadi, sekali lagi, jangan pernah meminta temanmu untuk melakukan apa yang kamu mau secara berlebihan.
  • Kamu ember; kadang kalo udah ngobrol sama temen semuanya kamu omongin. Nah, kalo terpeleset jadi ngomongin orang deh. Makanya, kalo ngobrol, di rem yo...
  • Kamu punya salah; mungkin secara nggak sadar kamu punya salah sama temen kamu. Misalnya gurauan yang berlebihan, pernah nyakitin fisik tanpa kesengajaan, atau apapun. Buat kamu yang ngeras dijauhin seseorang coba tanya ke dia 'aku punya salah sama kamu? maafin dong!!!!'
  • Kamu pelit; buat menjaga hakmu mungkin masih boleh. Tetapi kalo sampe temenmu sangat membutuhkannya dan kamu nggak kasih? Itu keterlaluan. kalo bisa kamu berbagi sama teman-temanmu secara berkala. Kalo nggak berkala seenggaknya perlihatkan kalo kamu tuh nggak pelit.
  • Sering-sering nanya kabar temanmu. hal ini cukup ampuh mencairkan suasana lho..!!! Misalnya 'gimana ulangannya?' atau yang sederhana 'kamu bahagia hari ini?'. Pokoknya jangan sampe kamu-kamu saling diem-dieman mulu. Nggak asik kan kalo diem-dieman?
  • Jangan menuntut kesempurnaan dari temanmu; jika kau meminta hal ini maka kamu takkan pernah mendapat apa yang kamu mau. Temanmu juga manusia. Pasti memiliki kekurangan-kekurangan. Jadi kalau ada kesalahan coba maafkan. Kalo masih boleh diubah tak apa, coba nasihati temanmu. Kalo nggak bisa, nggak usah dipaksakan ya...
Ah.. bagaimana pun kamu, selama kamu berusaha menjadi teman yang baik Insya Allah kamu bisa mendapat teman yang baik... Gimana? kalo mau nambah silahkan di komentari ya...!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nggak Betah di Asrama?

Hari gini masih nggak betah di asrama??? Please deh, kenapa juga harus nggak betah. Baik, mari kita coba analisis kenapa sih masih ada yang nggak betah. 1. Pertemanan Nah, ini nih salah satu faktor yang mempengaruhi kebetahan kita di asrama(betul toh). Untuk faktor ini ada beberapa hal yang harus kamu hindari supaya pertemananmu di asrama baik: -Nggak berani gaul; jangan salahin orang lain kalau kamu nggak berani gaul sama temen-temen kamu. Jangan sampai kamu nggak kenal sama teman sekamarmu. Beranikanlah diri memulai pergaulan dengan perbincangan singkat seperti menanyakan kabar, berdiskusi bareng teman, atau perhatiin temen yang butuh bantuan. Pokoknya, selama sikapmu tidak menyinggung hati orang lain, beranikanlah diri untuk bergaul. Jangan tertutup amat deh... -Kebanyakan ngomong; orang susah ngomong memang membahayakan, tapi kalau kebanyakan ngomong gimana tuh? Ha, selain harus terbuka pada teman, kita juga harus menjaga mulut kita untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang dinilai

Pacaran untuk Mencari Jodoh yang Sholeh

Sebelum cari kriteria "Pacar yang cocok dan sholeh untuk dijadikan istri", kita harus ketahui bersama bahwa.... PACARAN DI DALAM ISLAM ITU HARAM. Kok bisa haram sih? Kalo mau nyari kata "pacaran" dalam Alquran maupun hadits, emang gak bakalan bisa ditemukan. Tapi, coba deh kita bahas apa aja sih yang biasa dilakukan ama orang pacaran? 1. Telepon berduaan aja, jalan-jalan berduaan aja, naik motor berduaan, nyari tempat sepi berdua biar adem, apa namanya kalo bukan berkhalwat? Tau kan ada hadits yang isinya begini, لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ “Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad) Wanita yang dimaksud di hadits ini adalah wanita yang bukan mahramnya. Mahram itu apa? Orang yang gak bisa dinikahi;ibu, adek/kakak perempuan, anak, nenek, dst. Kalo mahramnya cewek? Disesuaikan saja lah... 2. Minimal orang yang pacar

Permohonan Maaf untuk Teman-Teman yang Merokok

Beberapa waktu lalu saya menulis berbagai tulisan di media sosial yang isinya mengkampanyekan hidup tanpa rokok. Tanpa bermaksud menyakiti orang lain, nampaknya ada pihak yang tersinggun dan langsung merespon. "Dengan merokok, kita dapat memunculkan inspirasi." Saya tak ingin membahas apakah merokok dapat memunculkan ispirasi atau tidak. Saya disini hanya ingin menyatakan minta maaf kepada orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan berbagai tulisan saya yang memojokkan perokok. Motivasi saya menulis berbagai tulisan anti-rokok adalah ketika banyaknya orang yang tidak menghargai orang-orang di sekitarnya. Kita dengan mudah menemukan orang yang merokok di dalam bis umum ketika keadaan di dalam bis sesak penuh penumpang. Hal ini sungguh tidak menyenangkan bagi penumpang yang tidak merokok, termasuk saya. padahal, bahaya merokok udah banyak disosialisasikan di berbagai media. tapi, kalau sudah candu memang bahaya. Susahnya berhenti merokok saya dapati setelah

Memburu Pengalaman di Pentadio resort

Hari pertama di Limboto. Ini bener-bener diluar perkiraan gue. Semua yang diperkirakan akan lancar-lancar saja ternyata menemui banyak rintangan. Tiba di Limboto pada sekitar pukul sebelas siang, aku dan Lukman mencoba menghubungi Ihsan, teman kami, untuk menitipkan tas yang akan kami tinggalkan ke medan perang KIR kali ini, Kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (diborong bu?). Tas aman, kami pun menuju Menara Keagungan Limboto, menurut informasi yang ada dekat komplek perkantoran, mungkin dekat kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika. Menara Keagungan Limboto sudah didepan mata. Kami mencoba bertanya kepada orang yang ada didekat situ, “kantor Dinas Pariwisata dimana?” tak mungkin kami menyebut Dinas Pariwisata dengan embel-embel lainnya, kan? Ribet. “Pindah ke Pentadio Resort,” jawabnya. Hah, Pentadio Resort?   Please deh. Tadi kita so lewat itu tampat!!!! Okelah, coba cari pengelola Menara Keagungan. Setelah

Nekad Dong!!!!

Sebagai pribadi, aku takut mencoba hal baru seperti makanan baru, pengalaman baru, dan segala-gala yang baru {untuk baju baru, uang baru, dan buku baru nggak masalah}. Namun, sekiranya aku terus bertahan dengan tidak mencoba hal-hal yang baru itu, kapan aku bisa mendapat sesuatu yang spesial? Susah ya? Gini deh. Tulisan ini terinspirasi dari pengalamanku Sabtu kemarin saatku belajar mengendarai motor yang dipandu Hanif, sepupuku. Pada awalnya aku takut, khawatir, dan berbagaui perasaan lainnya yang tidak mendukungku melakukannya. Tapi, kira-kira kalau aku terus seperti ini kapan aku bisa mengendarai motor coba? Maka dengan modal kenekadan melawan rasa takut aku mencoba mengendarai motor sendiri dengan pengawasan Hanif. Hasilnya, membanggakan. Aku bisa menjalankan motor sambil keliling lapangan sepak bola. Yah, ada insiden dikit sih. Tapi hal iti tidak menyurutkan semangatku. Masih puyeng? Gini deh, intinya kita nggak usah takut untuk melakukan hal yang sebelumnya belum pernah kita