Minggu, 21 Agustus 2011
Pukul 13.30 mobil yang dikendarai ayahnya Farid yang memuat ayah dan ibunya Farid, Farid, aku, Adnan, Fauzan, Lukman, dan Mas Said meninggalkan kampus ICG. Mobil ini memiliki tujuan akhir di Tilamuta. Namun aku, Adnan, dan Fauzan memiliki tujuan di Bandara Jalaluddin. Baru sekitar beberapa menit kami memulai perjalanan, kami terjebak kemacetan didepan POM Bensin. Aku semakin gelisah. Gimana pesawatku....!!!!!
Jam pada ponselku telah menunjukkan pukul 14.00, sedangkan jam penerbanganku yang tertera pada tiket adalah 14.25 dengan maskapai Batavia Air. Mobil yang kendarai ayahnya Farid terus melesat membelah Gorontalo. Aku dirundung kecemasan, berbeda dengan Adnan dan Fauzan yang akan take off pada pukul 15.00 dengan Garuda Indonesia.
Setibanya di bandara tanpa pikir panjang aku bergegas mencari ruangan berpapan Batavia Air untuk check in. Mengingat ini check in pertamaku, aku harus malu karena aku terburu-buru dengan arah yang salah. Seharusnya aku check in di dalam bandara. OK, aku masuk.
Singkat cerita, aku berlari menuju ruang tunggu. Tidak ada penumpang pemegang tiket Batavia Air selain aku. Tak taunya pesawat sudah siap take off. Aku pun segera menyerahkan boarding passku dan bergegas lari dan menaiki anak tangga menuju pesawat. Pia kesukaanku jatuh, biar jo!!! Mau ketinggalan pesawat? Alhamdulillah, akhirnya aku masuk kedalam pesawat. Lima menit kemudian pesawat telah berjalan meninggalkan tempat awalnya dan lepas landas dari landasan pacu Bandara Jalaluddin.
Fiuh... Alhamdulillah aku masih sempat menaiki pesawat sehingga malam ini aku bisa menikmati kenyamanan rumahku...
Pukul 13.30 mobil yang dikendarai ayahnya Farid yang memuat ayah dan ibunya Farid, Farid, aku, Adnan, Fauzan, Lukman, dan Mas Said meninggalkan kampus ICG. Mobil ini memiliki tujuan akhir di Tilamuta. Namun aku, Adnan, dan Fauzan memiliki tujuan di Bandara Jalaluddin. Baru sekitar beberapa menit kami memulai perjalanan, kami terjebak kemacetan didepan POM Bensin. Aku semakin gelisah. Gimana pesawatku....!!!!!
Jam pada ponselku telah menunjukkan pukul 14.00, sedangkan jam penerbanganku yang tertera pada tiket adalah 14.25 dengan maskapai Batavia Air. Mobil yang kendarai ayahnya Farid terus melesat membelah Gorontalo. Aku dirundung kecemasan, berbeda dengan Adnan dan Fauzan yang akan take off pada pukul 15.00 dengan Garuda Indonesia.
Setibanya di bandara tanpa pikir panjang aku bergegas mencari ruangan berpapan Batavia Air untuk check in. Mengingat ini check in pertamaku, aku harus malu karena aku terburu-buru dengan arah yang salah. Seharusnya aku check in di dalam bandara. OK, aku masuk.
Singkat cerita, aku berlari menuju ruang tunggu. Tidak ada penumpang pemegang tiket Batavia Air selain aku. Tak taunya pesawat sudah siap take off. Aku pun segera menyerahkan boarding passku dan bergegas lari dan menaiki anak tangga menuju pesawat. Pia kesukaanku jatuh, biar jo!!! Mau ketinggalan pesawat? Alhamdulillah, akhirnya aku masuk kedalam pesawat. Lima menit kemudian pesawat telah berjalan meninggalkan tempat awalnya dan lepas landas dari landasan pacu Bandara Jalaluddin.
Fiuh... Alhamdulillah aku masih sempat menaiki pesawat sehingga malam ini aku bisa menikmati kenyamanan rumahku...
Komentar
Posting Komentar